1. Marketing mix
(Bauran Pemasaran Jasa)
Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan
pemasaran perusahaan adalah marketing mix strategy yang didefinisikan oleh
Kotler dan Armstrong (1997) yang menyatakan bahwa marketing mix as
the set of controllable marketing variables that the firm bleads to produce
the response it wants in the target market”.
a. Product (produk)
Price (Harga)
Promotion (promosi)
Place (Saluran Distribusi)
People (Partisipan)
Process (Proses)
Physical evidence (Lingkungan fisik)
b. Penggunaan marketing mix dalam dunia
bisnis, tentunya dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai
kebutuhan masing-masing prusahaan. Dalam praktiknya, konsep marketing mix terdiri dari
marketing mix untuk barang dan marketing mix untuk jasa. Khusus untuk produk
yang berbentuk jasa, diperlukan konsep yang sedikit berbeda dengan produk
barang.
2. Orientasi
pasar bagi perusahaan merupakan suatu keharusan untuk bertahan hidup di
lingkungan yang dinamis dan penuh dengan persaingan. Perusahaan pada kondisi
intensitas persaingan yang tinggi sangat diperlukan strategi orientasi pasar,
perusahaan dengan orientasi pasar yang minimum akan kalah bersaing dengan
perusahaan pesaing.
Menurut Cravens & Peircy (2006) menyatakan bahwa ada
dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk berorientasi pasar, yaitu
pendekatan Market Driven dan Driving Market.Market
Driven merujuk pada orientasi bisnis yang berdasarkan pada pemahaman dan
reaksi terhadap pilihan-pilihan dan perilaku pemain di struktur pasar yang ada.
Strategi tradisional berfokus pada konsumen dimana diasumsikan bahwa konsumen
mengetahui apa yang mereka inginkan. Implikasi dari hal tersebut adalah the
rules of the competitive game dibentuk oleh pembeli (Carpenters et.,al., 2001).
Sedangkan Driving Market approach mengimplikasikan pengaruh terhadap
struktur pasar atau prilaku pasar, dengan tujuan meningkatkan posisi
persaingan. Baik pendekatan market driven dan driving market, sama-sama
berfokus pada konsumen, pesaing, dan kondisi pasar secara umum.
Perencanaan strategis berorientasi pasar adalah sebuah
proses manajerial untuk membangun dan memelihara jalan yang baik antara
tujuan-tujuan organisasi, keahlian-keahlian, sumber daya dan peluang-peluang
yang diakibatkan perubahan pasar. Terobosan strategi dapat dilakukan melalui
pemahaman yang baik dan respon yang sesuai dengan karakterisitk pasar.
Contoh kasus adalah kopi, yang merupakan salah satu
komoditas tertua di dunia. Ritual minum kopi telah membentuk persepsi dan
preferensi konsumen tentang kopi. Di Indonesia, kopi umumnya diminum oleh pria
atau masyarakat separuh baya. Beberapa dekade lalu kopi adalah minuman yang
dipersepsikan murah dan kurang bergengsi bagi remaja, pemudi, dan wanita
profesional.
Di sisi lain, perkembangan social menempatkan kafe
sebagai tempat yang representatif untuk mengekspresikan gaya hidup. Melalui
konsep kafe, Excelso menyajikan kopi dengan gaya Itali kemudian
berhasil membentuk citra yang berbeda mengenai ritual minum kopi. Saat ini
setiap sore dengan mudah dijumpai, remaja baik pria maupun wanita berkumpul di
kafe menikmati kopi sebagai manifestasi gaya hidup modern. Mereka menggugurkan
konsep lama mengenai kopi sebagai minuman murah yang lebih tepat untuk pria.
Perusahaan dengan orientasi pasar yang rendah hanya
memiliki pemahaman yang dangkal terhadap persaingan dan kebutuhan pelanggan.
Dengan begitu, pelanggan lebih mudah tertarik kepada pesaing yang memberikan
penawaran customer value (nilai pelanggan) lebih baik atau bahkan sama. Bagi
perusahaan, hal ini akan menyebabkan posisi persaingan yang tidak
terfokus.
Perusahaan yang berorientasi pasar harus menekankan
perhatian dan kemampuannya pada pelanggan (customer) guna terciptanya nilai
pelanggan yang superior guna meningkatan keunggulan bersaing
perusahaan.Perusahaan yang mampu bertahan dan berkembang adalah perusahaan yang
mengacu kepada strategi orientasi pasar.
Orientasi pasar merupakan suatu keharusan, jadikanlah
orientasi pasar sebagai budaya atau kultur pada perusahaan. Hal ini akan
mengakibatkan terciptanya; kinerja bisnis yang superior, nilai pelanggan yang
superior, profitabilitas jangka panjang dan keunggulan daya saing perusahaan.
Jika dilihat untuk keberhasilan di jangka panjang, lebih
baik perusahaan yang tidak melakukan orientasi terhadap pasar. Namun bagi
perusahaan yang tidak berorientasi terhadap pasar, perusahaan tersebut harus
melakukan orientasi terhadap produk agar usahanya bertahan hidup dengan
melakukan spesialisasi dan berbiaya rendah dalam hal produksinya. Usaha
yang dilakukan berfokus pada bagaimana meningkatkan daya saing produk di
pasaran.
3. Pengaruh harga bagi pengusaha
untuk membuat produk
Penyebab harga dapat memberikan dorongan
bagi produsen karena dari sudut pandang produsen
harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan
dalam artian merupakan pendapatan. Penetapan harga telah memiliki fungsi yang
sangat luas di dalam program pemasaran. Menetapkan harga berarti bagaimana
mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula
harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Berbicara harga
berarti bicara tentang citra kualitas dan seberapa tinggi ekslusifitasnya.
Tinggi rendahnya harga sangat berpengaruh terhadap persepsi kualitas, sehingga
ikut menentukan citra terhadap sebuah merek atau produk. Penetapan harga juga
berbicara mengenai variasi produk. Jika produknya bervariasi tetapi ditetapkan
dengan harga yang samamaka persepsi yang muncul adalah kesamaan kualitas
sebagai cerminan variasi produk secara horisontal. . Jadi produsen perlu
menggunakan pendekatan harga yang strategis agar dapat dapat mendukung pula
tujuan bisnis secarakeseluruhan.
Pengaruh harga bagi konsumen
dalam menetapkan pembeliannya
Sementara itu, dari sudut
pandang konsumen harga sering kali digunakan sebagai indicator nilai
bila mana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu
produk atau dalam arti kata harga merupakan pengorbanan bagi konsumen dalam
mendapatkan suatu produk. Proses pengambilan keputusan dalam pembelian
produk barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri.
Dalam keputusan pembelian/membeli barang, konsumen ada
lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya.
Kegiatan keputusan pembelian meliputi: pilihan akan produk, merek, pemasok,
penentuan saat pembelian, jumlah pembelian. Umumnya ada lima macam peranan yang
dapat dilakukan seseorang. Ada kalahnya kelima peran ini dipegan satu orang,
namun sering kali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman
mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Komentar
Posting Komentar